selamat datang para pengunjung anda pengunjung yang ke

Sabtu, 12 Juni 2010

DI BALIK KEMATIAN JHON F KENNEDY ADA SEBUAH KONSIRASI ISRAEL

Israel Ada di Balik Pembunuhan JFK:

London, Senin – Israel berada di balik pembunuhan Presiden AS John F Kennedy pada tahun 1963. Hal itu terjadi karena John F Kennedy menekan David Ben Gurion, Perdana Menteri Israel saat itu, soal nuklir Israel. Demikian diutarakan oleh Moderchai Vanunu kepada mingguan London berbahasa Arab Al-Hayatt, yang hasilnya akan diterbitkan dalam suplemen harian itu bernama Al-Wassat.

Vanunu adalah mantan teknisi pada reaktor nuklir Israel di Dimona, selatan Negev. Vanunu dipenjara setelah ditangkap Mossad pada 1986 karena membocorkan rahasia nuklir Dimona kepada harian Inggris Sunday Times. Proyek nuklir Israel itu sudah berusia 40 tahun, dimulai secara resmi tahun 1965.

Setelah dibebaskan pada April 2004, Vanunu tak diperbolehkan berbicara dengan orang asing, tidak boleh bepergian ke luar negeri. Tidak jelas, bagaimana dia bisa diwawancarai oleh media.

Hari Senin kemarin Mahkamah Agung Israel di Jerusalem memutuskan Vanunu tidak boleh keluar dari Israel dan juga tidak boleh memberikan wawancara kepada media. “Ini hari sedih,” kata Vanunu.

Alasan Israel, mulut Vanunu masih bisa “bocor” dan membeberkan rincian reaktor Dimona, termasuk otak di balik reaktor nuklir tersebut.

Kembali ke soal pembunuhan John F Kennedy (JFK), Vanunu mengatakan, menurut sebuah indikasi yang sudah hampir pasti, Kennedy dibunuh sehubungan dengan tekanan yang diberikannya kepada Ben Gurion sehubungan dengan reaktor nuklir Dimona.

Ben Gurion adalah perdana menteri (PM) pertama Israel yang menjabat pada periode 1949 hingga 1954. Ia terpilih kembali sebagai PM dari 1955 hingga 1963. Ben Gurion adalah Yahudi keturunan Polandia yang lahir pada tahun 1886 dan pindah ke Israel tahun 1906.

“Kami tidak tahu siapa yang akan tampil menjadi PM dan memutuskan untuk menggunakan senjata nuklir dalam perjuangan melawan negara-negara tetangga Arab,” kata Vanunu, yang kini tinggal di sebuah apartemen yang diawasi.

Berita soal pembunuhan JFK oleh peran Israel itu tidak begitu runtut. Namun yang jelas, pada Juni 1964 Levi Eshkol tampil sebagai PM menggantikan Ben Gurion. Reaktor nuklir Dimona dimulai tahun 1965, tetapi perencanaannya sudah dilakukan sebelumnya.

Oswald
Secara terpisah, sebuah sumber di Israel kepada WorldNetDaily mengatakan, setelah pembunuhan JFK, intelijen Israel melakukan sebuah tugas untuk memperlihatkan bagaimana Lee Harvey Oswald (penembak JFK) bisa membunuh JFK dari posisinya di lantai 6 sebuah gedung yang dekat dengan iringan-iringan JFK di Kota Dallas.

Namun, sebuah simulasi lain menunjukkan bahwa si penembak Kennedy menggunakan peralatan yang sangat canggih, yang dipasangkan pada sebuah tripod. Peralatan tembak itu juga menggunakan sinar laser pelacak sasaran yang akurat. Sumber tersebut mengatakan, “Hampir tidak mungkin bagi Oswald melakukan penembakan seperti yang dituduhkan.”

Selama ini cerita yang beredar soal penyebab kematian JFK adalah konspirasi di balik semua itu, yang hingga kini belum jelas juga.

Namun, juru bicara untuk PM Israel Ariel Sharon bernama Ra’anan Gissin mengatakan, komentar Vanunu justru akan membuat kredibilitas Vanunu semakin rusak.

Timur Tengah terancam


Pada wawancara itu, Vanunu meminta Pemerintah Jordania untuk segera memeriksa warga Jordania, apakah sudah terkena radiasi nuklir atau tidak serta melakukan tindakan pengobatan segera. Dimona berada di Israel selatan dan perbatasan dengan Jordania.

Vanunu juga mengatakan, Israel kini memiliki senjata yang bisa menghancurkan kawasan dan membunuh jutaan orang. Ia menambahkan, Timur Tengah kini berisiko terkena radiasi nuklir jika terjadi kecelakaan pada reaktor nuklir Dimona, atau kecelakaan itu akan mirip dengan “Chernobyl kedua”, mengambil cerita soal bencana nuklir Ukraina yang mematikan 15.000 orang. Akibat bencana itu tiga juta orang hingga kini terus menerima santunan.

Vanunu juga mengatakan, Ketua Badan Energi Atom Internasional Mohamed ElBaradei tak diberikan akses ke reaktor nuklir yang sebenarnya, dalam kunjungannya ke Israel dua pekan lalu.

pendapat sauadara kita umat kristen tentang penafsiran :Alquran QS. An Nisaa : 157

 saudara kita  umat kristen berpendapat :


Persoalan tentang Isa yg ada di dalam Alquran sebenarnya bukanlah persoalan
tentang pembunuhan tetapi tentang bahwa yang di bunuh (disalib) itu adalah
BUKAN ISA (YESUS).

Tentang nabi Isa (Yesus) yg disalib (dibunuh) itu, orang Yahudi adalah
penipu tapi org Islam lebih keblinger lagi karena tidak ada dikatakan di
dalam Alkitab maupun di dalam Alquran bahwa Isa (Yesus)ditukar atau
disembunyikan dengan cara digantikan atau menyerahkan orang lain yang mirip
dengannya untuk dibunuh (disalibkan). Entah dari mana umat Islam mengatakan
hal nabi Isa (Yesus) seperti itu.

Jika Alquran QS. An Nisaa : 157 ditafsirkan umat Islam seperti itu, terus
terang saya katakan bahwa umat Yahudi (nenek moyang org Yahudi) adalah
penipu dan orang Islam lebih keblinger lagi.

Alquran QS. An Nisaa : 157 sebenarnya menjelaskan bahwa pada zaman itu,
(baik versi Alkitab maupun Alquran) - Orang Yahudi tidak percaya bahwa Isa
sesungguhnya sudah hadir di tengah-tengah mereka saat itu sebagai Yesus
(nabi Isa). Tapi orang Yahudi (nenek moyangnya) menyangkal mengatakan bahwa
orang tersebut adalah orang biasa yang telah dengan beraninya MENGAKU
dirinya sebagai seorang yaitu nabi Isa (Yesus).

Inilah alasannya mengapa umat Yahudi waktu itu MENYANGKAL kehadirannya
dengan berbagai cara dan mengatakan bahwa mereka (umat Yahudi)saat itu
sedang menghadapi seseorang yang telah mengaku dirinya sebagai Isa Yesus).

Kisah penyangkalannya itu bisa anda baca di Alkitab, penyangkalan umat
Yahudi pada waktu itu terhadap eksistensi orang yg sesungguhnya adalah Isa
(Yesus) dan bukanlah orang yg berpura-pura mengaku dirinya adalah Isa
(Yesus). Orang tersebut sesungguhnya adalah Isa (Yesus).

Jadi, jika umat Yahudi menyatakan bahwa orang tersebut sesungguhnya adalah
bukan Isa (Yesus) serta umat Islam mengatakan juga bahwa yg disalibkan itu
bukan Isa (Yesus), berarti penyangkalan dari umat Islam tidak berbeda dari
penyangkalan umat Yahudi itu sendiri! Tetapi apakah demikian maksud yg
ditulis di Alquran QS. An Nisaa : 157 itu ? Pastilah tidak !

Saat setelah masa kehidupan "orang" itu berakhir di penyaliban, kemungkinan
besar umat Yahudi generasi kemudian itu (termasuk orang-orang munafik di
luar umat Yahudi) kembali membuat penyangkalan pernyataan kebohongannya
dengan berbagai cara bahwa orang yang sudah disalibkan itu bukan Isa
(Yesus), menegaskan kembali apa yg dikatakan oleh leluhur mereka sebelumnya
bahwa"orang" itu bukan Yesus.

Mereka berspekulasi anrara lain beranggapan bahwa leluhur mereka pada zaman
Alkitab itu memang bersalah disebabkan sudah dinubuatkan demikian di Alkitab
bahwa Allah sdh tahu lebih dulu perangai leluhur mereka yg hendak membunuh
Isa (Yesus) sehingga sengaja ALLAH menyembunyikan Isa (Yesus)dari mereka
agar terhindar dari sasaran kebencian leluhurnya dengan cara menampilkan
seorang tokoh biasa menyebut dirinya Isa (Yesus) dan dalam perjalanan
hidupnya sejak muncul dari usia kecil/bayi hingga dewasa direkayasa
sedemikian rupa untuk mengelabui leluhur dan orang-orang zaman sekarang ini.
Tetapi apakah begitu sebagai Allah berspekulasi caranya ? Dan apakah
demikian pula umat Islam menafsirkan Alquran QS. An Nisaa : 157 itu ?

PENYANGKALAN leluhur umat Yahudi tentang yang dibunuh (disalibkan) oleh
mereka itu sendiri adalah bukanlah nabi Isa (Yesus) itulah sebenarnya yang
dimaksudkan dan dituliskan di dalam alquran QS. An Nisaa : 157 !!!

Jadi ayat itu ditulis BUKAN dalam kapasitas untuk membuat suatu PERNYATAAN
bagi umat Islam, tapi untuk mengungkapkan bahwa "orang" yang kehidupannya
berakhir dengan penyaliban yg dianggap umat Yahudi itu adalah bukan Isa
(Yesus)adalah merupakan PENYANGKALAN leluhur umat Yahudi waktu itu !


Jika umat Islam menafsirkan ayat Alquran itu secara keliru seperti yg
dijelaskan di bagian atas tadi berarti sama saja Alquran bahkan umat
Islamnya sendiri telah MENGAMINKAN penyangkalan oleh leluhur umat Yahudi yg
dimaksud Alkitab yaitu bahwa "orang" yg telah mengaku dirinya sebagai Isa
(Yesus)bukanlah Isa (Yesus) dan dengan kata lain bahwa umat Islam dianggap
lebih keblinger lagi dari umat Yahudi zaman Alkitab.

Jadi, berhati-hatilah rekan-rekan umat Islam menafsirkan ayat-ayat di dalam
Alquran khususnya mengenai yang dialami umat Yahudi di zaman Alkitab sebelum
zaman nabi Muhammad tersebut seperti pada QS: An Nisaa:157 itu. Bahkan
Alquran sendiri mengatakan kepada umat Islam, bertanyalah dan belajarlah
kepada ahli-ahli kitab (Kristen)agar lebih bijak.